lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

FUNGSI FILSAFAT DALAM BISNIS


Dosen: Didin Wardhana, S.Sos., M.Si

Secara sistematis, ruang lingkup dari Filsafat Bisnis meliputi aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi dari bisnis. Ontologi meliputi penelaahan tentang apa yang dikaji oleh bisnis. Hal ini berarti penelaahan tentang isu-isu yang dikaji oleh bisnis dan hakikat dari isu-isu tersebut. Misalnya, tentang manusia sebagai pelaku bisnis, tentang pasar sebagai institusi bisnis, tentang etika dan sebagainya. Epistemologi bisnis menelaah tentang cara, metode dalam mencapai atau meraih atau melakukan suatu kegiatan bisnis. Sementara aksiologi bisnis menyangkut masalah manfaat apa yang akan diperoleh dari melakukan kegiatan bisnis.  


FUNGSI FILSAFAT DALAM BISNIS

Cara berpikir dan bertindak secara filsafatis sangat penting dalam bisnis. Pemikiran filsafat yang mendalam, komprehensif, dan rasional sangat sesuai dengan karakteristik bisnis yang penuh dengan risiko. Sedikitnya, terdapat tiga fungsi filsafat dalam bisnis. 

1. Membangun Ruh Bisnsi

Bisnis harus memiliki ruh. Ruh berkaitan dengan hidup dan kehidupan. Bisnis yang memiliki ruh akan senantiasa tumbuh dan berkembang, inilah arti dari hidup. Yang dimaksud dengan ruh bisnis adalah nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Seperti kejujuran, keadilan, kebaikan, kebenaran, etika yang harus dikembangkan dalam bisnis. Tanpa nilai-nilai dasar terutseb, bisnis, akan kehilangan arah dan tujuan yang sebenarnya, serta kemungkinan bisnis yang digeluti akan hancur sebelum waktunya. Simaklah kata-kata Christovita Wiloto (CEO Ciloto Corp. Asia Pasific dalam Santoso, 2008) sebagai berikut.

“Ketika kita sibuk mengurusi bisnis kita, Tuhan sibuk menolong orang lain. Ketika kita sibuk menolong orang lain, Tuhan sibuk mengurusi kita dan bisnis kita. Bisnis bukan hanya uang dan uang dan uang, bisnis adalah cara kita menolong sesama”.

Filsafat berfungsi memberikan ruh dalam aktivitas bisnis. Upaya pemikiran mendalam tentang hakikat kehidupan akan mengantarkan seorang pembisnis yang berpikir filsafat menemukan nilai-nilai tersebut di atas, dan dengan nilai tersebut ia membangun dan mengembangkan bisnisnya.

 

2. Membangun Kesadaran dalam Bisnis

Simaklah pernyataan bijak berikut ini.

“Diperlukan waktu 20 tahun untuk membangun reputasi dan 5 menit untuk menghancurkannya.”

(Warren Edward Buffet)

Kesadaran berkaitan dengan dunia pengetahuan dan dunia rasa. Peran dan fungsi filsafat ini memberikan kualitas akan pengetahuan dan olah rasa manusia dalam melakukan bisnis. Seorang pembisnis yang memiliki nilai-nilai filsafatis dalam kinerjanya tidak akan sekedar mengejar keuntungan semata. Tetapi ia akan mengolah bisnisnya dengan penuh perasaan seperti layaknya seorang pelukis yang mencoretkan warna-warna dengan kuasnya di atas kanvas.  

Misalnya, jika seorang pembisnis mendapati kinerja seorang karyawannya menurun di mana karyawannya terlihat sering melamun, tidak sigap dalam bekerja, terlihat tidak bersemangat. Maka sang pembisnis tidak akan menegur langsung karyawan tersebut dengan serta-merta tanpa mencari tahu alasan apa dan mengapa kinerja karyawannya menjadi menurun. Apakah ia sedang sakit, atau sedang menghadapi masalah keluarga. Menegur dan menyalahkan adalah hal yang mudah dilakukan apalagi dalam posisi sebagai bos. Akan tetapi, keinginan untuk mengetahui dan berempati terhadap perasaan karyawannya, memotivasi ia untuk kembali semangat bekerja merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Seorang pembisnis dengan jiwa filsafatis akan sadar dengan kondisi karyawannya karena karyawannya juga sama-sama manusia. Ia akan terlebih dahulu membantu membangkitkan karyawannya sebelum hal-hal yang tidak menyenangkan -seperti dikeluarkan dari pekerjaan- menjadi keputusan terakhir yang ia lakukan dalam kondisi yang sangat terpaksa. Terlebih, ia akan berusaha menjauhi keputusan buruk seperti itu.

Mari kita renungkan, mengapa harus terjadi aksi seperti ini?

 Contoh kasus

Buruh di Purwakarta Tuntut Kenaikan UMR

Ribuan buruh se-Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, turun ke jalan menuntut kenaikan upah dan penghapusan sistem kontrak yang masih terjadi di sejumlah pabrik, Sabtu(4/5).  

Dengan menggunakan kendaraan ribuan buruh dari berbagai industri di Kabupaten Ribuan Purwakarta melakukan arak-arakan dari kawasan industri hingga ke Stadion Purnawarman. Akibatnya, jalur lalu-lintas BandungJakarta lumpuh total. Aksi yang merupakan rangkaian dari hari buruh ini diisi dengan berbagai orasi dan spanduk. Para buruh mengusung penolakan kenaikan harga BBM, meminta penghapusan sistem kontrak yang masih banyak dilakukan sejumlah industri di Purwakarta, serta menuntut upah layak dan UMR sebesar Rp2 juta.

Akibat aksi turun ke jalan ini, arus kendaraan dari Bandung menuju Jakarta dan sebaliknya menjadi lumpuh, karena para buruh menutup semua jalur jalan. Polisi terpaksa mengalihkan arus kendaraan melalui jalan tol Cipularang bagi warga yang hendak menuju Bandung ataupun Jakarta.

Berdasarkan cerita dalam kotak di atas, kita bisa melakukan beberapa pertanyaan kontemplatif, seperti

  1. Apa yang menyebabkan ribuan buruh melakukan aksi unjuk rasa? Apakah karena terjadi ketidakadilan atau karena adanya provokasi?
  2. Apakah aksi buruh tersebut termasuk perbuatan baik atau perbuatan buruk? Apa yang menyebabkan suatu perbuatan itu baik atau buruk?
  3. Apakah aksi buruh tersebut termasuk perbuatan benar atau salah? Apa yang menjadikannya termasuk perbuatan benar atau perbuatan salah?
  4. Apa yang Anda pahami dengan sebuah Sabda Nabi: ”Bayarlah upah sebelum kering keringatnya”?

Pertanyaan-pertanyaan filsafatis di atas berfungsi menstimulasi kesadaran untuk memahami mengapa terjadinya aksi tersebut. Kalaulah semua buruh, pengusaha, pemerintah, atau pihak-pihak terkait melakukan pertanyaan secara kontemplatif dan jujur maka dalam semua aksi atau tuntutan yang terjadi tidak akan berujung anarkis atau merugikan. Melainkan berujung pada solusi yang bijak dan kebaikan bersama. Benarkah demikian?

Post a Comment

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar