lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

MODEL-MODEL KEPUTUSAN


Dosen: Marti Jo, S.Sos., M.Si

Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer, yang berupa program-program.

Model kualitatif didasarkan atas asumsi yang ketepatannya agak kurang dan cirri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subyektif mengenai proses atau masalah pemecahaannya

Strategic plan

Di dalam mencapai tujuan organisasi, terlebih dahulu sebuah organisasi akan membuat perencanaan agar apa yang diinginkan oleh anggota organisasi itu tercapai. Setiap organisasi/perusahaan senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang ingin dicapai.

Karena itu cita-cita ideal akan diperjuangkan agar “jati diri”- nya jelas, yakni citra nilai dan keprcayaan perusahaan.

Citra nilai dan kepercayaan ini disebut visi organisasi. Dengan kata lain, visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai perusaahaan di masa mendatang.

Visi memberikan petunjuk/arah dan ide aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan agar setiap tindakan berlandaskan visi perusahaan dan memuangkinkan untuk mewujudkannya.

Selanjutnya, untuk menghayati visi, diperlukan tatanan atas nilai dan kepercayaan organisasi yang menjadi “pernyataan usaha” organisasi.

Misi bermanfaat untuk memberikan pedoman kepada manajemen dalam memusatkan kegiataannya. Visi, misi, goals (sasaran), dan obyektives (tujuan) mempunyai arti/substansi berbeda.

Visi

  1. Diciptakan melalui permufakatan/consensus
  2. Memberikan pandangan atas sesuatu yang “terbaik” dimasa yang akan datang
  3. Mempengaruhi orang-orang untuk menuju komisi
  4. Tanpa keterbatasan dimensi waktu

Misi

  1. Mengejawantahkan alasan dan keberadaan organisasi
  2. Tidak sealu mencerminkan kinerja kendati ada dasar pengalokasian sumber daya dan penataan tujuan
  3. Tanpa dimensi waktu atau tolak ukur tertentu
  4. Mengejawantahkan kegiatan usaha yang sedang dilakukan dan yang akan diupayakan, baik menyangkut produk, konsumen maupun target marketnya
Dari karakteristik di atas bisa disimpulkan bahwa misi merupakan implementasi visi. Visi berasal dari pemilik perusahaan, sedang misi diperuntukan bagi manajemen. Visi itu abstrak sedangkan misi dikaitkan dengan aktifitas serta lebih konkret dan dinamis. Dalam organisasi, untuk menuju yang “terbaik’,

Secara garis besar kiat menyusun visi dan misi adalah sebagai berikut:

1. Brainstorming (curah pendapat)

Curah pendapat merupakan metode yang efektif untuk menghasilkan banyak gagasan (ide). Curah pendapat diarahkan untuk menjabarkan ide-ide apa yang dilakukan serta kearah mana akan di kembangkan dan secara lebih terinci menyiratkan gagasan-gagasan baru tentang produk, jenis, manfaat, karakteristik dan teknologi yang melingkupinnya.

2. Menyeleksi ide-ide yang terkumpul (alternative futures dan scenarios)

Gagasan yang beragam harus diseleksi agar relevan dengan visi dan misi yang dicanangkan. Jadi alternative future dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan persepsi yang lebih rinci tentang

Tujuan dan sasaran

Tujuan merupakan pernyataan bermakna keinginan yang dijadiakan pedoman manajemen puncak perusahaan untuk meraih hasil tertentu atau kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. Tujuan (objectives) diasumsikan berbeda dengan sasaran (goals).

Sedang sasaran adalah pernyataan yang ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan untuk menentukan arah organisasi dalam jangka panjang.

Karekteristik tujuan:

  1. Sesuai/suitable, tujuan bisa selaras dengan visi dan misui
  2. Berdimensi waktu/measurable time, tujuan harus konkrit dan harus bisa diantisipasi kapan terjadinnya.

Karaktersitik sasaran:

  1. Merupkan citra ideal yang hendak dicapai di masa mendatang tanpa dimensi waktu spesifik.
  2. Mengarahkan pembuatan keputuasan dan kegiatan konkret yang rasional dalam aktifitas seharian.
  3. Tidak harus dikaitkan dengan kinerja agar bisa dikuantifikasi.

Social responsibility

Social responsibility atau tanggung jawab sosial adalah suatu bentuk perhatian yang diberikan oleh pihak perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara pihak perusahaan dengan masyarakat.
0

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar