
Secara etimologi, filsafat berasal dari kata ‘Philosophia’ dalam bahasa Yunani. Istilah ‘philo’ berakar dari dua kata ‘philen’, yakni ‘mencintai’ dan ‘philos’ yang berarti ‘teman’. Sedangkan ‘sophia’ berarti ‘kebijaksanaan’ dan berasal dari akar kata ‘sophos’, yakni ‘bijaksana’. Orang yang melakukan kegiatan filsafat disebut ‘filusuf’. Kata ini merupakan resapan dari kata ‘philosophos’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘orang yang mencintai kebijaksanaan’ (lihat dalam Mudhofir dalam Filsafat Ilmu UGM, 2002: 18).
- Filsafat secara sederhana diartikan sebagai kegiatan merenung. Merenung dalam arti mencoba memaknai dan memahami sesuatu, bukan sembarang merenung. Akan tetapi, sebuah perenungan yang menghasilkan suatu wawasan atau pengetahuan yang sistematis. Setiap orang bisa merenung; tetapi tidak setiap orang mampu melakukan kegiatan filsafatis. Oleh karena luaran dari proses perenungan filsafatis adalah munculnya wisdom atau kebijaksanaan dalam diri seseorang menyangkut suatu hal tertentu secara mendalam dan komprehensif.
- Secara sistematis, ruang lingkup dari Filsafat Bisnis meliputi aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi dari bisnis. Ontologi meliputi penelaahan tentang apa yang dikaji oleh bisnis. Hal ini berarti penelaahan tentang isu-isu yang dikaji oleh bisnis dan hakikat dari isuisu tersebut. Misalnya, tentang manusia sebagai pelaku bisnis, tentang pasar sebagai institusi bisnis, tentang etika dan sebagainya. Epistemologi bisnis menelaah tentang cara, metode dalam mencapai atau meraih atau melakukan suatu kegiatan bisnis. Sementara aksiologi bisnis menyangkut masalah manfaat apa yang akan diperoleh dari melakukan kegiatan bisnis.
- Kemampuan berpikir filsafat bisnis akan menuntun orang agar ia bisa melakukan bisnis secara baik dan benar. Baik adalah berkaitan dengan bagaimana tujuan-tujuan dari apa yang ia lakukan dapat dicapai. Sedangkan benar adalah bagaimana dalam mencapai tujuan-tujuan yang ia targetkan tidak melanggar aturan-aturan asasi dalam kehidupan. Misalkan masalah kejujuran, keadilan, etika, moral, dan lainnya. sejatinya inti dari kegiatan bisnis itu adalah menciptakan suatu kebahagiaan dalam hidupnya.
- Menurut Jujun Suriasumantri (2003), sedikitnya ada tiga karakteristik filsafat, yakni i) adanya pemahaman bahwa saya tidak tahu apa-apa; ii) bersifat mendasar, dan iii) spekulatif. Pemikiran filsafatis akan menuntun pada kedalaman pemahaman dan kehati-hatian dalam hidup. Karakteristik bisnis yang dinamis dan perlu risiko, sangat sesuai apabila pelaksanaannya diawali dengan berpikir filsafat. Setidaknya ada tiga fungsi filsafat, yaitu; filsafat membangun ruh bisnis, membangun kesadaran dalam berbisnis, dan membangun bisnis berkelanjutan.
Post a Comment