lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

PERTEMUAN KE 6


Dosen : Ade Sudrajat

2. Variabel Pesan

Pesan, seperti yang sudah kita bahas, dpt diartikan sbg sesuatu yg berupa pengetahuan, gagasan, pendapat, informasi, atau instruksi yg disampaikan komunikator kepada orang lain, atau dari satu lembaga kepada lembaga lain, dari satu orang kepada lembaga lain. Pesan ini dpt disampaikan secara personal atau impersonal dg menggunakan simbol atau sinyal tertentu.

Pesan yg menggunakan kata-kata dinamakan pesan verbal & pesan yg disampaikan dg tidak menggunakan kata-kata seperti menggunakan bahasa tubuh dinamakan pesan nonverbal.

Dalam praktik komunikasi bisnis, dikembangkan berbagai teknik penyusunan pesan. Pada intinya teknik-teknik yg dikembangkan itu dimaksudkan agar komunikasi yg kita lakukan bisa berjalan dg efektif. Di samping itu, agar pesan yg disampaikan bisa mencapai tujuan komunikasi dan tujuan organisasi.

3. Variabel Penerima/Komunikan

Komunikan atau penerima mrpk salah satu komponen komunikasi yg penting u/ kita cermati. Karena komunikan, akan menentukan bgmn cara kita berkomunikasi. Misalnya, perhatikan saja saat orang mengajak berbicara dg seorang bayi akan mencadel-cadelkan ucapannya. Namun orang yg sama akan berbicara dg cara yg berbeda saat berbicara dengan temannya.

Hal tsb menunjukkan, saat melakukan komunikasi, seorang komunikator akan memperhatikan & memperhitungkan siapa komunikannya. Karena itu, dl kajian komunikasi kita mengenal istilah analisis khalayak yg merupakan kajian u/ mengetahui profil khalayak shg bisa ditemukan cara berkomunikasi yg paling tepat dg khalayak tsb. Dl komunikasi bisnis, publik yg menjadi komunikan tentu sangat beragam. Ada banyak stakeholder, seperti karyawan, manajer, pemegang saham, distributor, mitra bisnis, pemasok, konsumen, serikat pekerja, & pemerintah yg tentunya memiliki karakteristik yg berbeda.

Karakteristik komunikan itu bisa dirumuskan dg berbagai cara. Ada yg merumuskannya dg menggunakan pendekatan demografis seperti dg menggambarkan komunikan berdasarkan profil status ekonomi & sosial (SES).

Ada juga yg menggunakan pendekatan psikologis, seperti menyusun profil khalayak berdasarkan kebutuhan yg biasanya mengacu pd teori kebutuhan Maslow yg tentunya sudah Anda pelajari pd mata kuliah lain. Ada juga yg menggunakan pendekatan gaya hidup shg kita mengenal analisis nilai & gaya hidup.

4. Variabel Konteks

Konteks komunikasi itu, bisa bersifat alamiah & bisa juga memang sengaja diciptakan. Konteks komunikasi yg alamiah adl situasi komunikasi yg tidak kita ciptakan suasananya shg mrpk suasana keseharian yg wajar. Sedangkan konteks yg kita ciptakan adl suasana yg sengaja kita buat. Konteks komunikasi yg sengaja diciptakan misalnya acara business lunch, permainan golf, coffee morning atau menyelenggarakan rapat di kawasan wisata. Sedangkan konteks yg alamiah, misalnya komunikasi yg berlangsung di ruangan kantor atau perbincangan di ruang rapat.

Apa yang dikemukakan di atas menunjukkan pentingnya variabel konteks dl kegiatan dan proses komunikasi bisnis, mengingat konteks komunikasi berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi bisnis. Dl konteks yg formal, kegiatan komunikasinya mungkin terkendala oleh waktu & pembicaraan yg formal. Tapi dl suasana makan siang, tentu kekakuan sudah mencair & situasi seperti ini sangat menunjang u/ melakukan komunikasi.

Adolf Hitler, misalnya, termasuk orang yg menyadari pentingnya konteks dl komunikasi shg dia menyatakan, bila Anda ingin menguasai khalayak dl sebuah rapat umum, adakanlah rapat itu pd malam hari. Ini bisa dimaklumi, pd malam hari kondisi fisik & kejiwaan hadirin sudah letih shg gagasan yg kita sampaikan menjadi lebih mudah diterima. Konteks yg dimanfaatkan oleh Hitler tadi adalah konteks psikologis & fisikal.

Masih berkaitan dg konteks komunikasi ini adalah iklim komunikasi (communication climate). Apa yg dimaksud dg iklim komunikasi? Secara sederhana, iklim komunikasi adalah suasana komunikatif yg berkembang pd satu organisasi. Karena berkembang pada satu organisasi, maka iklim komunikasi ini akan sangat bergantung pada gaya manajemen yg dijalankan pd organisasi tersebut.
Post a Comment

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar