lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

PERTEMUAN KE 8


Dosen : Ade Sudrajat

Sumber: Mulyana (2005a: 157)
Gambar 1.4.
Model Gudykunst dan Kim

Gambar Model Gudykunst dan Kim. Model ini menyebutkan adanya pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural pada proses komunikasi. Selain itu, model ini menyebutkan adanya umpan-balik (feedback) dalam komunikasi. Berarti model ini membawa kita pada komponen dalam proses komunikasi yang tidak disebutkan sebelumnya misalnya dalam Model Lasswell atau Berlo.

Model Gudykunst dan Kim ini pun menegaskan adanya pengaruh lingkungan yang mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Ini berarti menegaskan kembali bahwa komunikasi manusia itu tidak berlangsung di ruang hampa. Akan ada pengaruh lingkungan terhadap kegiatan komunikasi manusia. Karena itu, saat kita mempelajari proses komunikasi manusia maka lingkungan menjadi salah satu faktor yang penting kita perhatikan.

Selain itu, Gudykunst dan Kim menggambarkan lingkaran dengan menggunakan garis yang terputus-putus yang menunjukkan masing-masing pengaruh dalam lingkaran tersebut tidak berdiri sendiri. Pengaruh kultural akan mempengaruhi juga pada pengaruh sosiokultural dan psikokultural. Artinya, dunia sosial kita atau biasa dinamakan dunia objektif kita dipengaruhi kultur dan begitu juga halnya dengan dunia batin kita atau dunia subjektif kita juga dipengaruhi budaya. Kemudian kedua hal tersebut juga mempengaruhi budaya.

Hal penting yang dikemukakan pada proses komunikasi dalam Model Gudykunst dan Kim adalah adanya encoding (penyandian) dan decoding (penyandi-balikan). Kedua istilah ini menggambarkan proses perubahan dari pikiran, perasaan atau gagasan yang ada dalam benak kita ubah ke dalam kode komunikasi yang biasanya berupa bahasa atau simbol nonverbal dan sebaliknya untuk decoding. Dengan mengubah apa yang ada dalam benak kita ke dalam kode-kode komunikasi sehingga tersusun pesan maka komunikasi bisa berlangsung.
Post a Comment

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar