lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

PROPOSAL PENELITIAN LANJUTAN


Oleh Ami Priatna, S.Sos., M.Si

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan akan sesuatau hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian banyak orang dan dibicarakan di berbagai kalangan masyarakat. Latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Latar belakang masalah pada umumnya berisikan hal-hal yang mendorong penelitian untuk/akan dilaksanakan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka ada baiknya apabila diutarakan kerugian-kerugian apa yang akan diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa yang kiranya akan diperoleh apabila masalah itu diteliti. Peneliti juga perlu menjelaskan apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah (topik) tersebut tidak diteliti.

Suatu masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan (ambiguitas), adanya halangan dan rintangan, adanya kesenjangan antara kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada atau yang akan ada. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam latar belakang masalah harus dijelaskan dengan baik masalah apa yang akan dipecahkan melalui penelitian, sehingga dapat dipahami dengan jelas permasalahan yang akan diteliti.

Untuk mendukung penjelasan pada latar belakang penelitian, peneliti dapat menyajikan data-data pendukung, identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu, kaitan antara fakta dan pengetahuan yang ada dengan penelitian yang akan dilaksanakan, serta kesenjangan beik teoritik maupun praktis, atau fakta-fakta yang menggambarkan kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu. Melalui analisis ini peneliti kemudian menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal tersebut perlu diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Pengertian identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah, selain itu identifikasi masalah dapat dikatakan sebagai pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhuungan dengan judul penelitian.

Bagian identifikasi masalah berisi poin-poin masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah. Pada bagian ini, peneliti mengemukakan berbagai masalah yang telah dikemukakan dalam latar belakang dan dituliskan dalam bahasa yang lebih singkat dan sistematis. Dari bagian ini akan tampak berbagai masalah yang manjadi konteks dan latar belakang dilakukannya penelitian.

C. Batasan Masalah

Bagian ini disajikan untuk membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam dan tajam. Pada bagian ini peneliti memilih di antara berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi pada bagian identifikasi masalah yang akan menjadi fokus utama dan pemecahan melalui penelitian.

Lebih jelasnya mengenai hal tersebut, batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.

Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparkanlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).

Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara operasional (definisi operasional) masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) tentangnya. Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja), keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil karya).

Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya: (1) membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah diidentifikasi), (2) menegaskan pengertiannya, dan (3) memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci mengenai “sosoknya.”. Seperti dalam contoh : Jadi, jika masalahnya berupa “prestasi kerja karyawan yang rendah” (yang dipilih dari, misalnya: kreativitas kerja yang rendah, kemampuan berinisiatif yang rendah, kerja sama (kolegialitas) yang rendah, loyalitas yang rendah, dan lainnya), maka yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) tentu mengenai kerendahan prestasi kerja karyawan, bukan mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi kerja karyawan, atau upaya memotivasi karyawan. Jika yang jadi masalah kekurangan fasilitas (sarana prasarana) pendidikan, maka yang disebutkan (dituliskan) adalah bahwa yang akan diteliti (dipilih, dibatasi) adalah masalah kekurangan fasilitas, bukan pengelolaan fasilitas. Kekurangan fasilitas dan pengelolaan fasilitas merupakan dua hal yang berbeda.

D. Rumusan Masalah

Pengertian rumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Dengan perkataan lain rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.

Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah juga berperan sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah dikemukakan secara secara singkat, padat, jelas, dan biasanya dinyatakan dengan menggunakan kalimat tanya.

Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika.

Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :

1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna
Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.

2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya
Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat pernyataan.

3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit
Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.

4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional
Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.

5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut.

6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan penelitian berfungsi :
  1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah.
  2. Untuk menerangkan hubungan antara berbagai kejadian.
  3. Untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Untuk memperlihatkan efek tertentu.
Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Pada suatu penelitian, peneliti kadang menuliskan tujuan langsung yang secara spesifik diharapkan dapat dicapai dari kegiatan penelitian. Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Pada tujuan umum, dijelaskan secara garis besar mengenai pengetahuan yang diperoleh bila penelitian telah dilakukan, sedangkan tujuan khusus diuraikan masing-masing hal yang berkaitan dengan tujuan umum atau menjelaskan apa saja yang harus diperoleh terlebih dahulu agar tujuan umum dapat tercapai.

F. Kegunaan / Manfaat Penelitian

Dalam uraian kegunaan penelitian dijelaskan manfaat dan sumbangan yang akan diberikan sehubungan dengan penelitian tersebut. Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka harus dikemukakan apa manfaatnya secara praktis maupun secara teoritis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoritis) dan membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung dengan sarana-sarana yang diajukan setelah kesimpulan. Kegunaan hasil penelitian merupakan follow up pengguna informasi yang didapat dari kesimpulan.

Dengan perkataan lain, manfaat penelitian memuat kegunaan atau faedah yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Pada bagian ini perlu dikemukakan manfaat penelitian yang dilaksanakan bagi siapa dan untuk keperluan apa serta seberapa besar manfaat yang diperoleh.
0

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar