Oleh Ami Priatna, S.Sos., M.Si
PENENTUAN ATAU PEMILIHAN MASALAH
Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah. Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa langkah pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan atau masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982).
Ibarat sebuah tanya jawab, masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari dalam proses penelitian. Meneliti adalah usaha mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Manusia memiliki rasa ingin tahu, sehingga selalu mencari tahu apa yang tidak diketahuinya. Masalah mencerminkan ketidaktahuan. Penelitian merupakan usaha manusia mengusahakan ketidaktahuan dapat berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan karena sudah menjadi pengetahuan manusia.
Kedudukan masalah dalam penelitian sangat penting. Pemecahan masalah setengahnya ditentukan oleh kebenaran dalam perumusan masalahnya. Oleh karena itu tidak dapat diharapkan pemecahan masalah dari pertanyaan yang salah.
Berdasarkan pertanyaan masalah akan menentukan metode penelitian, cara pengumpulan data jenis data dan teknik analisis data yang akan digunakan. Untuk itu bagian ini dibahas mengenai masalah dan perumusannya dalam penelitian.
PENGERTIAN MASALAH
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupaun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Apa itu penelitian murni dan penelitian terapan?
Penelitian Dasar/Murni (Basic Research)
- Adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas .
- Penelitian Dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan umum dan pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Adalah Penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan. (Sugiyono)
Masalah berhubungan dengan kesenjangan (gap) yang harus diisiatau sekurangnya dipersempit. Masalah menimbulkan celah (void) ruang ketidaktahuan. Masalah adalah kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara keebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994). Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be).
Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan untuk menutupnya dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang menimbulkan kesenjangan. Kegiatan menutup kesenjangan dilakukan dengan penelitian. Dengan kata lain, penelitian mencari sesuatu jawaban yang belum diketahui, memenuhi kebutuhan yang belum tersedia, dan menyediakan yang belum ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan. (Purwanto).
1. Sumber masalah
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi (Penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum; penyimpulan dari yang umum ke yang khusus) dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.
b. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat/responden tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat/responden akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
c. Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
d. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
e. Masalah sosial
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
f. Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
g. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto)
Menurut Suryabrata (2000), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:
a. Bacaan terutama hasil penelitian
Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
b. Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah
Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.
c. Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan).
Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU.
d. Pengamatan sepintas
Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.
e. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi atau profesional. (Purwanto)
Dari hal tersebut di atas, masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
JENIS-JENIS MASALAH
Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif. Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu kelompok tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain ayau membandingkan dengan kelompok lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang memuat hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang lain. Ketiga, masalah perbandingan. Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat perbandingan satu atau lebih kelompok dalam satu variabel. (Purwanto)
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, masalah penelitian bisa diklasifikasikan kedalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi dan asosiasi (Sugiyono, Arikunto).
1. Permasalahan deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh permasalahan deskriptif:
- Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
- Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?
- Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
- Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan?
- Seberapa tinggi tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah kejuruan?
- Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia?
2. Permasalahan Komparatif
Permasalahan Komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
- Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
- Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel)
- Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
- Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas.
- Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (satu variabel dua sampel)
3. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.
a. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubunngan kausal maupun interaktif., contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
- Adakah hubungan antara jumlah orang yang mudik dengan jumlah kejahatan? (variabel pertama adalah orang yang mudik dan ke dua adalah kejahatan) Hal ini berarti yang menyebabkan kejahatan bukan karena orang yang sedang mudik. Logikanya adalah pada saat banyak orang yang sedang mudik di hari lebaran, maka di antaranya banyak yang orang berada di stasion kereta api. Karena banyak orang yang mudik maka di situ banyak kejahatan.
- Adakah hubungan antara warna rambut dengan prestasi kerja pegawai?
- Adakah hubungan antara jumlah motor yang terjual dengan jumlah karyawan perusahaan?
b. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
- Adakah Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Penjualan Ban Merek Niceyear.
- Seberapa besar pengaruh Pengaruh Ketepatan Distribusi Barang terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Air Minum Sallua.
- Pengaruh Persediaan Bahan Baku Terhadap Kelancaran Proses Produksi Pada PT. Gunawan Sejahtera.
- Pengaruh Quality Control Terhadap Kualitas Produk Pada PT. Indah Busana Jakarta.
c. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
- Hubungan antara motivasi dan prestasi pegawai. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
- Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyababkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (Sugiyono).
KRITERIA DALAM MENENTUKAN/MENETAPKAN MASALAH
Untuk langsung pada penetapan masalah dalam penyelidikan diperlukan beberapa faktor pertimbangan. Biasanya seorang peneliti akan mempertimbangkan segenap faktor luar peneliti dari faktor dalam peneliti di antaranya sebagai berikut.
- Apakah masalah ini berguna untuk dipecahkan?
- Apakah masalah dapat diteliti?
- Apakah terdapat kemampuan yang dimiliki peneliti untuk pemecahan masalah ini?
- Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan?
- Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru?
- Apakah masalah itu terbatas sehingga jelas?
PEMILIHAN MASALAH
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah yang paling baik dan layak untuk diteliti.
Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih permasalahan penelitian antara lain:
- Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya
- Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.
- Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada.
Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata (2000), pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah, yaitu :
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut kelayakan biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuan.
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
1. Pertimbangan Ilmiah:
- Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
- Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
- Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
2. Pertimbangan Non-Ilmiah:
- Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?
- Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya, ideologi.
3. Pertimbangan Peneliti:
- Penguasaan teori dan metodologi.
- Minat peneliti terhadap masalaah.
- Kemampuan pengumpulan dan analisis data.
- Ketersediaan waktu, dana dan sumberdaya.
Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan dalam penelitian yang baik yaitu:
- Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori
- Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode pemecahannya
- Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktu yang tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya faktor pendukung, tersedianya data, treedianya izin dari pihak yang berwenang.
- Adanya faktor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya izin dari pihak yang berwenang.
- Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).
Post a Comment