lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

RUANG LINGKUP KAJIAN FILSAFAT


Ruang lingkup kajian filsafat meliputi tiga hal, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi menyangkut apa yang akan ditelaah atau hakikat atas sesuatu yang akan ditelaah.

Epistemologi menyangkut bagaimana cara menelaah sesuatu atau menyangkut pemaparan tentang proses. Aksiologi menyangkut untuk apa atau tujuan dari proses menelaah sesuatu atau manfaat yang akan diperoleh dari hasil menelaah sesuatu.

Pengetahuan manusia itu ada 3;

1. Filsafat
2. Sains/Ilmu pengetahuan
3. Mistik

Filsafat itu logis abstrak/masuk akal sifatnya abstrak

Ilmu itu logis empiris (Bisa di buktikan)

Mistik itu abstrak, supra logis, rasa dengan metode penelitian

 

Tidak semua pertanyaan berbentuk filsafat, Filsafat merupkan induk dari semua ilmu pengetahuan;

1. Moral Philosopy (Induk pengetahuan sosial)

2. Natural (Induk pengetahuan alam)

Tujuan dari filsafat, menurut Titus (dalam Anshari, 1987: 90) adalah pengertian (understanding) dan kebijaksanaan (wisdom). Anshari (1987: 91) juga mengutip kata-kata S.T. Alisjahbana tentang tujuan dari filsafat adalah sebagai berikut:

bagi manusia, seorang berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, sesentral-sentralnya dengan perasaan bertanggung jawab. Bukan bertanggung jawab kepada si Amat atau si Wongso, tetapi kepada pokok, kepada dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik dinamakan Tuhan atau alam atau kebenaran. Bagi suatu masyarakat atau bangsa, filsafat itu tak kurang pentingnya, sebab yang menjadi inti, sari atau jiwa sesuatu kebudayaan pada suatu tempat dan masa itu tak-lah lain daripada pikiran-pikiran ahli pikir bangsa itu pada tempat dan masa itu.

Bertanggung jawab sesuai dengan ayat yang terkandung dalam Al-Qurán Qs. Al-Isra Ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya

 

Dan dalam Al-Kitab Roma 14:12

"Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah"

 

Peran filsafat menurut Karl Jasper (dalam Anshari, 1987: 101), seorang filusuf eksistensi adalah sebagai berikut:

…filsafat sejak dari dahulu…memberi anjuran,dia  membuat daftar yang berharga dan tak berharga dalam hidup, dia memberi arti dan tujuan kepada hidup manusia, memberinya dunia di mana manusia merasa dirinya terlindung, atau dengan sepatah kata, filsafat itu memberi kepada manusia ‘Weltanschaung’  (pemandangan dunia).” 

Radhakrishnan (dalam Anshari, 1987: 102) menyebutkan bahwa tugas filsafat adalah sebagai berikut:

tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa di mana kita hidup melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntutnya pada jalan-jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolonganpenggolongan berdasarkan nasional, rasial dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.

Karakteristik Filsafat

Menurut Jujun Suriasumantri (2003), sedikitnya ada tiga karakteristik filsafat, yakni

  1. adanya pemahaman bahwa saya tidak tahu apa-apa
  2. bersifat mendasar
  3. spekulatif 

 

Dari ketiga karakteristik di atas, terlihat bahwa filsafat dimulai dari rasa ingin tahu seseorang mengenai sesuatu. Cirinya orang tersebut akan bertanya ‘apa itu?’. Mungkin, pertanyaan tersebut seperti anak-anak yang senang bertanya ini-itu. Akan tetapi, orang dewasa yang menanyakan hal seperti itu tidak berarti ia kekanak-kanakan. Curioucity atau keingintahuan merupakan hal yang baik, langkah atau tahap awal bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu, untuk memahami dan memaknai apa yang sedang ia hadapi. Hal yang lebih penting lagi, ia siap untuk mempelajarinya.  

Karakteristik yang kedua adalah mendasar. Artinya, seseorang yang berfilsafat, ia berupaya untuk menggali makna lebih dari sekedar apa yang ia lihat. Jika ada seorang pelaku bisnis (pembisnis) yang membuka sebuah rumah yatim, maka seorang yang berjiwa filsafatis akan memaknai perilaku pelaku bisnis tersebut lebih dari sekedar menghambur-hamburkan uang untuk membangun rumah yatim yang membutuhkan biaya besar dalam operasionalnya. Apakah pelaku bisnis itu ingin mengejar keuntungan semata? Hal yang mustahil mengingat besarnya dana yang harus dikeluarkan oleh sang pembisnis. Seorang filusuf akan mencoba mencari alasan dan mendalami kemelut jiwa yang dialami pembisnis kaya itu, hingga pembisnis kaya tersebut merealisasikan rumah yatim.

Karakteristik yang terakhir adalah spekulatif. Karakteristik ini sangat tergantung. Tidak ada kepastian apa hasil dari proses perenungan filsafatis. Apakah ia akan mendapatkan makna atau tidak sama sekali. Apakah seseorang akan menjadi paham atau malah egois? Bagaimana sistematika melakukan kegiatan filsafatis? Tidak ada hal yang pasti.

Filsafat adalah kata yang sangat absurd. Meski begitu, filsafat dapat diketahui dari bagaimana ciri-ciri orang yang sedang berpikir secara filsafatis.

0

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar