lcRoHgqPZjWs3J6831YqB9z8W93RGUPK8UWFVz3x
Bookmark

PERTEMUAN KE 5


Dosen Ade Sudrajat

C. VARIABEL-VARIABEL KOMUNIKASI BISNIS

Mengapa dinamakan variabel? Karena masing-masing komponen itu bisa memberikan pengaruh & wujudnya tidak akan sama pd setiap kegiatan komunikasi atau bersifat dinamis. Berbeda dg istilah komponen yg mengesankan statis. Itu sebabnya, bbrp ahli komunikasi lebih menyebutnya sbg variabel komunikasi ketimbang komponen komunikasi. Sambil berkenalan dg istilah baru dl komunikasi, kita gunakan saja istilah variabel komunikasi.

Manakala membahas variabel-variabel komunikasi, termasuk komunikasi bisnis, orang biasanya mengacu pd model komunikasi klasik yg dikembangkan Harold D. Laswell yg sudah kita pelajari sebelumnya. Variabel-variabel tersebut dirumuskan dl Model atau Formula Laswell yang menyatakan:
  • Who (siapa?)
  • Say what (katakan apa ?)
  • To whom (kepada siapa ?)
  • Through which channel and with what effect? (melalui saluran mana dan dg efek apa ?)
Rosenblatt menguraikan variabel-variabel komunikasi bisnis dg memberi tambahan variabel yaitu variabel konteks sebagai berikut.

1. Variabel Sumber/Komunikator

Sumber atau komunikator mrpk variabel penting dl komunikasi bisnis, karena mrpk pihak pertama yg mendorong terjadinya komunikasi atau mrpk pihak yg mengambil inisiatif mendorong terjadinya proses komunikasi.

Di samping itu, penerimaan atau penolakan pesan komunikasi sering kali terkait dg penilaian suka-tidak suka, percaya-tidak percaya atau respek-tidak respek penerima atau komunikan terhadap komunikator.

Selain itu, “status” dan “kekuatan/kekuasaan” (power) yg ada pd komunikator pun berpengaruh pd penerimaan pesan oleh komunikan.

Sekedar contoh yg ekstrem, bayangkan bgmn reaksi kita bila seorang satpam sebuah bank menyatakan bisa meluluskan permohonan kredit yg kita ajukan pada bank. Padahal ajuan kreditnya mencapai lebih dari Rp 5 miliar! Tentu reaksi kita akan berbeda, bila pernyataan itu datangnya dari pimpinan bagian kredit dari bank itu.

Reaksi atau respons yg Anda berikan saat menerima pesan, sesungguhnya dipengaruhi kredibilitas komunikator/sumber. Kredibilitas terkait dg seberapa besar tingkat kepercayaan kita pd komunikator.

Kredibilitas biasanya dinilai melalui:

  1. Expertness/keahlian atau kompetensi (competence). Seorang satpam tentunya tidak kompeten meluluskan permohonan kredit, meskipun dia satpam di sebuah bank yg cukup termasyhur & bonafide, sedangkan staf atau pimpinan bagian kredit memiliki kewenangan meluluskan ajuan kredit;
  2. Dapat dipercaya (truthwortiness)/aman (safety). Kembali kepada contoh satpam tadi, tentu tidak dapat dipercaya ada bank yg memberi kewenangan pada satpamnya memeriksa dan meluluskan ajuan kredit bernilai miliaran rupiah pada nasabahnya. Bahkan mungkin malah akan muncul pertanyaan pada diri kita, bank macam apa memberi kewenangan seperti itu pada satpamnya
  3. Dinamisme (dynamism) yang memunculkan sifat-sifat seperti agresif, empatik, tegas, aktif dan energetik. Tentu, satpam yang menjadi contoh kita, belum tentu memiliki sifat-sifat dinamisme dalam artian memperjuangkan pencapaian tujuan organisasi/lembaga bisnis.
Kredibilitas sumber/komunikator dpt bersifat individual dpt pula bersifat institusional. Individu dg status & kekuasaan/kewenangan tinggi lebih memiliki kredibilitas dibandingkan dengan individu yg status & kekuasaan/kewenangannya rendah.

Kita juga mengenal ada orang-orang yg dipandang memiliki kredibilitas dl bidang tertentu. Misalnya Prof. Dr. Otto Soemarwotto u/ bidang lingkungan hidup atau Prof. Dr. J.A. Katili u/ bidang geologi. Pada tingkat institusi, kita juga mengenal lembaga-lembaga tertentu yg memiliki kredibilitas.

Informasi mengenai bahan bakar minyak (BBM) lebih meyakinkan bila datang dari Pertamina dibandingkan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), meskipun PT KAI mrpk salah satu BUMN yg juga mrpk konsumen BBM. Tapi sebaliknya, informasi ttg perkeretaapian akan lebih tinggi kredibilitas bila bersumber dari PT KAI dibandingkan Pertamina, meski bisa saja staf Pertamina pun melakukan perjalanan dengan kereta api.
0

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentar